Batam (Antara Babel) - Sebanyak 40 peserta dari Singapura, Malaysia dan
Indonesia ambil bagian dalam kegiatan Tarung Pantun III yang
diselenggarakan di Gedung Lembaga Adat Melayu Kota Batam.
"Meski masih didominasi peserta dari Kepri terutama Batam, Bintan,
Tanjungpinang dan Karimun, namun kegiatan ini juga diikuti peserta dari
dua negara serumpun tersebut," kata Ketua Panitia dari Batam Bisa
Production, Rahmat Wahid di Batam, Sabtu.
Sistem dalam lomba Tarung Pantun tersebut adalah dua peserta dalam
satu tim akan berbalas pantun dengan dua peserta tim lain.
Pemenang masing-masing babak, akan bertemu dengan pemenang lain
demikian seterusnya hingga partai final dan diperoleh pemenang.
Rahmat mengatakan, kegiatan tersebut akan berlangsung hingga Minggu (21/12).
"Tahun depan kegiatan ini akan dibuat dengan skala yang lebih besar,
meningingat animo masyarakat dari negeri serumpun sangat tinggi," kata
dia.
Selain akan mendapatkan uang pembinaan total puluhan juta rupiah,
pemenang juga akan mendapatkan piala tetap dan piala bergilir dari Hardi
S Hood yang merupakan anggota DPD-RI perwakilan Kepri.
Hardi S Hood mengatakan, pantun adalah budaya masyarakat Melayu yang menunjukkan sopan santun dalam berbahasa.
Ia mengatakan, budaya tersebut harus terus dipertahankan dan dikembangkan agar identitas masyarakat Melayu tidak hilang.
"Kami berharap tahun depan kegiatan ini bisa dilaksanakan di luar
Batam. Atau mungkin di Johor Malaysia ataupun Singapura dengan skala
yang lebih besar," kata dia.
Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan yang membuka acara itu mengapresiasi panitia yang menggelar acara tersebut.
"Ini sesuatu yang positif. Tahun depan akan kami upayakan masuk
dalam gelaran Kenduri Seni Melayu yang juga sudah rutin dilaksanakan di
Batam pada akhir tahun," kata dia.
Pantun, kata dia, merupakan seni berbahasa yang mengandung makna sehingga layak untuk dilestarikan.
Singapura-Malaysia Ikut "Tarung Pantun" di Batam
Sabtu, 20 Desember 2014 21:48 WIB