Jakarta (Antara Babel) - Dalam memerangi perselisihan yang diklaim
berlatarbelakang agama, pembinaan masyarakat melalui pendalaman
nilai-nilai Pancasila bisa menjadi salah satu senjatanya.
Uskup
Agung Jakarta, Ignatius Suharyo, mengatakan, tokoh agama perlu tetap
melakukan pembinaan pada jamaahnya sekalipun dirasa sulit. Dalam
pembinaan ini, umat perlu diajak mengkhayati nilai-nilai Pancasila.
"Pastilah
melalui pembinaan umat yang tidak boleh berhenti, kalaupun tampaknya
gagal. Salah satunya adalah membina umat untuk memahami secara benar dan
mengkhayati nilai-nilai Pancasila," kata dia, di Jakarta, Sabtu.
Lebih
lanjut dia menuturkan, Pancasila merupakan dasar negara kesatuan yang
mempersatukan bangsa yang terdiri dari banyak suku, budaya dan agama.
"Memang
Pancasila harus disembuhkan dari luka-lukanya di masa lampau. Umat
Katolik di wilayah-wilayah pelayanan saya seperti DKI Jakarta,
Tangerang, dan Bekasi selama lima tahun mendatang akan mendalami dan
mengkhayati nilai-nilai Pancasila," tutur dia.
Di samping itu, lanjut Suharyo, menyikapi perselisihan berlatarbelakang agama, masyarakat juga perlu berpikir kritis.
Menurut
dia, kekritisan pemikiran bisa bermanfaat untuk melihat bahwa agama
selama ini diperalat untuk kepentingan yang tidak terpuji.
"Perlu juga mengajak umat untuk semakin kritis kalau agama diperalat untuk kepentingan yang tidak terpuji," kata dia.
Sebelumnya,
bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1436 H pada Jumat (17/7) lalu,
terjadi kericuhan seiring aksi pelemparan yang berujung terbakarnya
masjid di Karubaga, Kabutan Tolikara, Papua.
Akibatnya, jemaah muslim yang sedang menggelar shalat Idul Fitri ketakutan dan membubarkan diri.
Pancasila Bisa Jadi Senjata Perangi Perselisihan Berlatar Agama
Sabtu, 18 Juli 2015 23:45 WIB
"... juga mengajak umat untuk semakin kritis kalau agama diperalat untuk kepentingan yang tidak terpuji"