Jakarta (Antara Babel) - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati
Soekarnoputri menegaskan Pancasila bukan suatu ideologi yang dipaksakan
oleh Bung Karno tapi Pancasila adalah nilai-nilai luhur, norma, tradisi,
dan cita-cita bangsa Indonesia sejak masa lalu.
"Pancasila bukan ditemukan oleh Soekarno tapi Soekarno menggali
Pancasila dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sudah hidup di
masyarakat sejak lama," kata Megawati Soekarnoputri ketika menyampaikan
pidato politiknya pada peringatan ulang tahun ke-44 PDI Perjuangan, di
Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa.
Peringatan ulang tahun ke-44 PDI Perjuangan tersebut dihadiri
Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, sejumlah Menteri
Kabinet Kerja, sejumlah ketua umum partai politik, serta pengurus dan
kader PDI Perjuangan.
Menurut Megawati, Pancasila bukan suatu ideologi yang dipaksakan
oleh Bung Karno atau pendiri bangsa lainnya, tapi Pancasila adalah
nilai-nilai luhur, norma, tradisi, dan cita-cita bangsa Indonesia sejak
masa lalu.
"Bung Karno menegaskan, dirinya sebagai penggali Pancasila yakni
dari harta kekayaan rohani, moral, dan budaya bangsa, dari buminya
Indonesia. Pancasila adalah warisan budaya bangsa Indonesia," katanya.
Presiden kelima Republik Indonesia ini menjelaskan, Pancasila berisi
prinsip dasar, yang selanjutnya diterjemahkan dalam konstitusi dan
menjadi penuntun sekaligus rambu dalam membuat norma-norma sosial
politik.
Produk kebijakan politik, kata dia, tidak boleh bersifat apriori,
bahkan harus merupakan keputusan demokratis berdasarkan musyawarah
mufakat.
"Pancasila sebagai jiwa bangsa, tidak memiliki sifat totaliter dan
tidak boleh digunakan sebagai stempel legitimasi kekuasaan," katanya.
Menurut Megawati, Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipasif,
dan mampu menjadi bintang penuntun dan penerang bagi bangsa Indonesia.
Pancasila, kata dia, selalu relevan dalam menghadapi setiap
tantangan yang sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, serta
dinamika aspirasi rakyat.
"Implementasi Pancasila tidak boleh terlalu kompromistis saat
menghadapi hal yang bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya," katanya.
Menurut dia, agar Pancasila tidak kaku dan keras dalam merespon
keaktualan problematika bangsa, maka instrumen implementasinya pun harus
dijabarkan secara lebih nyata, tanpa bertentangan dengan filosofi pokok
dan kepribadiaan bangsa.
Megawati: Pancasila Bukan Ideologi Yang Dipaksakan
Selasa, 10 Januari 2017 23:41 WIB