Karakas (Antara Babel) - Helikopter polisi Venezuela menyerang Mahkamah
Agung pada Selasa, meningkatkan kemelut politik negeri itu. Presiden
Nicolas Maduro menyebut aksi tersebut sebagai serangan teroris.
Pemimpin sosialis berusia 54 tahun itu, yang menghadapi tiga bulan
unjuk rasa oposisi serta perbedaan pendapat dari dalam pemerintahannya,
mengatakan bahwa helikopter tersebut menembak ke arah gedung peradilan
itu dan juga melemparkan beberapa granat.
Beberapa saksi melaporkan bahwa mereka mendengar sejumlah ledakan di
pusat kota Karakas, tempat Mahkamah Agung, yang mendukung Maduro,
istana presiden dan bangunan pemerintahan utama lain berada.
Helikopter itu juga terbang di atas gedung Kementerian Dalam Negeri, kata Maduro dalam pernyataan.
"Secepatnya, kami akan menangkap helikopter itu dan yang berada di
belakang serangan teroris bersenjata terhadap lembaga negara ini,"
katanya.
Mahkamah Agung sangat dibenci oleh lawan Maduro atas deretan putusan
yang memperkuat kekuasaannya serta melemahkan badan legislatif yang
dikuasai oposisi.
"Terdapat kegiatan sosial yang sedang berlangsung di Mahkamah Agung.
Serangan mereka dapat menyebabkan puluhan korban tewas," kata Maduro
terkait serangan helikopter itu.
Pemimpin oposisi telah lama menyerukan kepada pasukan keamanan
Venezuela untuk berhenti menaati presiden yang mereka sebut sebagai
diktator pembunuh.
Namun ada juga beberapa spekulasi di media sosial, di antara
pendukung oposisi bahwa serangan helikopter bisa saja terjadi untuk
membenarkan penindasan atau menyelimuti drama di Majelis Nasional
Venezuela, di mana dua puluhan anggota parlemen mengatakan bahwa mereka
dikepung oleh kelompok-kelompok pro-pemerintah.
Sebelumnya pada Selasa, Maduro memperingatkan bahwa dia dan
pendukungnya akan mengangkat senjata jika pemerintah sosialisnya
digulingkan oleh lawan yang telah melakukan aksi jalanan sejak April.
Sedikit-dikitnya 75 orang tewas dalam kerusuhan tersebut.
"Jika Venezuela terjun ke dalam kekacauan dan kekerasan serta
Revolusi Bolivarian hancur, kami akan berperang. Kami tidak pernah
menyerah dan yang tidak dapat dilakukan dengan pemungutan suara, kami
akan lakukan dengan senjata. Kami akan membebaskan tanah air dengan
senjata," katanya.
Helikopter Serang Mahkamah Agung Venezuela, Maduro Berang
Rabu, 28 Juni 2017 18:11 WIB