Jakarta (Antara Babel) - Kondisi geografis Papua yang berbukit dan
memiliki hutan lebat serta tidak memiliki infrastruktur jalan raya yang
memadai, seperti di Jawa atau Sumatera, menjadikan transportasi menjadi
kendala utama masyarakat setempat.
Transportasi udara menggunakan pesawat terbang sampai saat ini
merupakan alat angkut yang paling efektif dan paling banyak dibutuhkan
penduduk di pulau itu sekalipun tidak murah untuk itu.
Sejumlah maskapai penerbangan pun berebut ingin memanfaatkan kondisi
geografis pulau itu dengan cara ramai-ramai membuka rute penerbangan
dari dan ke sejumlah kota, baik tingkat kabupaten maupun ibukota
provinsi.
Jika dilihat dari kondisi infrastruktur bandara udara yang sudah
cukup memadai, tidak sedikit ada bandara yang mampu didarati oleh
pesawat jet sekelas Boeing dan Airbus maupun pesawat baling-baling
seperti ATR maupun Cassa.
GM PT Angkasa Pura I Biak Minggus E.T. Gandeguai mengakui bahwa
pesawat udara adalah transportasi yang paling tepat saat ini jika
melihat kondisi pulau ini yang infrastruktur jalan raya masih belum
sebaik di Indonesia bagian barat dan tengah.
Oleh sebab itu, pihaknya sangat mendorong dan menyambut perusahaan
maskapai penerbangan yang ingin membuka rute baru di pulau ini karena
memang sangat dibutuhkan dan banyak peminatnya.
"Masyarakat di sini tak terlalu mempermasalahkan harga. Akan tetapi
yang mereka tanyakan adalah ada tempat duduk atau tidak untuk dirinya,"
katanya.
Pihaknya selama ini tak henti-hentinya terus mengajak perusahaan
penerbangan untuk menambah rute penerbangan di tanah Papua karena
prospeknya sangat besar dan terbuka luas.
Mengenai kondisi bandara udara, dia menjamin tidak perlu
dikhawatirkan karena banyak bandara yang sudah layak untuk didarati
meskipun memang diakui perubahan cuaca sering kali membuat pesawat
terlambat untuk mendarat maupun terbang.
Di Bandara Frans Kaisiepo, Biak, misalnya, saat ini memiliki panjang
landasan 3.600 meter dan sanggup didarati pesawat berbadan besar
sekelas Antonov buatan Rusia.
Kondisi seperti ini hendaknya bisa dimanfaatkan oleh maskapai
penerbangan selain mampu menguntungkan dari sisi bisnis juga mengajak
membuka konektivitas udara di Papua yang memang membutuhkan angkutan
udara.
Rute Baru
Salah satu maskapai penerbangan yang ingin melebarkan sayap ke tanah
Papua adalah Nam Air yang merupakan anak perusahaan Sriwijaya Air Grup
Setelah resmi mendatangkan pesawat baru tipe ATR, mulai 20 Juli 2017
Nam Air akan mulai melayani beberapa penerbangan rute baru di kawasan
Indonesia timur.
Rute yang dimaksud adalah Nabire-Biak pergi pulang (p.p.),
Nabire-Jayapura PP dan Jayapura-Dekai PP. Nam Air melayani tiga rute
baru tersebut sebanyak satu kali setiap hari dengan pesawat ATR 72-600
dengan kapasitas 72 kursi.
Terobosan baru yang dilakukan oleh Nam Air menggunakan pesawat ATR
ini diyakini dapat membuka konektivitas transportasi udara dalam
menjawab kebutuhan masyarakat di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Dengan dioperasikannya pesawat ATR berkapasitas 72 penumpang,
diharapkan bisa membantu pemenuhan jasa angkutan udara bagi semua warga
di Indonesia timur.
"Lebih jauh lagi, semoga kehadiran rute baru Nam Air ini dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta membantu percepatan
pembangunan dan pariwisata di tanah Papua," kata Direktur Komersial
Sriwijaya Grup Toto Nursatyo.
Jadwal penerbangan rute Nabire-Biak p.p., yaitu berangkat dari
Nabire pukul 06.30 WIT dan tiba di Biak pukul 07.20 WIT, sedangkan
penerbangan sebaliknya, yakni berangkat dari Biak pukul 07.45 WIT dan
akan tiba kembali di Nabire pada pukul 08.35 WIT.
Untuk penerbangan Nabire-Jayapura p.p., yaitu berangkat dari Nabire
pukul 09.00 WIT dan tiba di Jayapura pukul 10.40 WIT. Sementara itu,
untuk penerbangan sebaliknya, berangkat dari Jayapura pukul 13.55 WIT
dan akan tiba kembali di Nabire pada pukul 15.35 WIT.
Untuk penerbangan Jayapura-Dekai PP, berangkat dari Jayapura pukul
11.15 WIT, tiba di Dekai pukul 12.05 WIT. Sementara itu, penerbangan
sebaliknya, yaitu berangkat dari Dekai pukul 12.30 WIT dan tiba kembali
di Jayapura pukul 13.20 WIT.
Selain pengembangan bisnis, pembukaan rute di atas juga sebagai
wujud nyata dalam merealisasikan misi Nam Air yaitu "Merajut Pulau
Mendekatkan Jarak". Ketiga rute tersebut memiliki jaringan penerbangan
ke beberapa daerah lain di Pulau Jawa sehingga masyarakat di Papua dan
Papua Barat bisa lebih cepat dan efisien lagi melakukan perjalanan ke
kawasan Indonesia bagian tengah maupun barat.
Selain menuju Biak, pelanggan Nam Air dari Nabire kelak dapat
menikmati layanan penerbangan lanjutan ke Dekai. Untuk pelanggan yang
melakukan penerbangan dari Nabire ke Jayapura, nantinya dapat menikmati
penerbangan lanjutan hingga ke Yogyakarta, Makassar, dan juga Jakarta.
Layanan tersebut juga berlaku untuk penerbangan sebaliknya.
Untuk rute penerbangan dari Dekai menuju Jayapura, nantinya akan
memiliki layanan penerbangan lanjutan ke Surabaya, Jakarta, dan juga
Nabire. Pelanggan Sriwijaya Air Group dari Sorong, Manokwari, Timika dan
Merauke yang ingin menikmati penerbangan ke Nabire maupun Dekai dapat
menempuhnya melalui penerbangan via Jayapura.
(T.A025/D007)
Membuka Transportasi Udara di Papua
Senin, 24 Juli 2017 23:12 WIB