Jakarta (Antara Babel) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Muhadjir Effendy mengatakan sekolah agar menyibukkan para siswa dengan
kegiatan positif dan menjaga semangat kebhinekaan untuk mencegah
radikalisme.
"Untuk dunia yang semakin tidak menentu ini, tidak ada jalan selain
kembali pada jati diri bangsa," katanya saat membuka Jambore Pelajar di
Jakarta, Senin.
Terkait pola komunikasi di media sosial saat ini ia berpesan agar
para siswa dapat menjaga diri dari godaan menyebarkan informasi palsu,
fitnah, kebencian dan kemarahan.
"Kita seakan-akan berbicara dari hati, ternyata tidak pakai hati," tuturnya.
Dalam sambutannya, Muhadjir mengingatkan para pelajar terpilih ini untuk menjaga semangat kebhinekaan .
" Untuk dunia yang semakin tidak menentu ini, tidak ada jalan selain
kembali pada jati diri bangsa," disampaikan Mendikbud kepada 100
pelajar terpilih dari 48 kota/kabupaten, dan 19 provinsi di seluruh
Indonesia.
Mendikbud berpesan agar para peserta jambore dapat
saling berkomunikasi dengan baik, membangun jaringan untuk kemudian
berkolaborasi untuk masa depan bangsa.
"Coba bayangkan dua puluh tahun dari sekarang, apa yang ingin Anda lakukan untuk bangsa ini, bersama-sama," ujar Muhadjir.
Direktur
Eksekutif Maarif Institute, Muhammad Abdullah Darraz, mengungkapkan
kegiatan jambore untuk remaja ini merupakan partisipasi aktif dalam
upaya membangun karakter bangsa sesuai dengan karakter ideologi
Pancasila.
Ia berharap jambore ini dapat membumikan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar berbangsa dan bernegara.
Lebih
lanjut, Darraz menyampaikan salah satu pokok keprihatinan yang menjadi
pembahasan khusus dalam jambore pelajar teladan bangsa kali ini.
"Hoax
dapat merapuhkan sendi-sendi kebangsaan kita. Potensial memecah belah
bangsa. Kita ingin membangun kesadaran kritis, khususnya dari generasi
muda, untuk dapat menyaring informasi," kata Darraz.
Jambore Pelajar Teladan Bangsa yang diselenggarakan Maarif
Institute bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dikdasmen) sejak tahun 2012.
Tahun 2017, sebanyak 100 orang
peserta dipilih dari 300 orang pelajar di seluruh Indonesia. Dalam
seleksi, para pelamar diminta untuk menyampaikan visi besar untuk
Indonesia dalam bentuk esai.
Selama tujuh hari, dari tanggal 6 sampai dengan 12 Agustus 2017,
para peserta jambore diajak untuk mengunjungi berbagai tempat-tempat
bersejarah, tempat peribadatan, serta membangun kesetiakawanan sosial
dengan mengunjungi panti sosial.
Peserta juga berkesempatan
melakukan diskusi interaktif dengan tokoh publik, serta ikut menyuarakan
kebinekaan dalam kampanye publik di kawasan kota tua.
Mendikbud: Sekolah Harus Disibukkan Dengan Kegiatan Positif
Senin, 7 Agustus 2017 17:03 WIB
Untuk dunia yang semakin tidak menentu ini, tidak ada jalan selain kembali pada jati diri bangsa,