Jakarta (Antara Babel) - Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri masih
mengupayakan evakuasi 17 WNI yang melarikan diri dari ISIS di Raqqa,
Suriah.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar
Negeri Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan singkat di Jakarta, Kamis,
mengatakan bahwa Pemeritah Indonesia masih membuka komunikasi dengan
berbagai pihak yang menguasai wilayah Suriah, termasuk dengan Otoritas
Kurdi Suriah Utara terkait dengan 17 WNI tersebut.
"Kita sudah komunikasi dengan otoritas setempat, tetapi kondisi
keamanan di lapangan memang membuat prosesnya tidak mudah. Banyak
kelompok berbeda menguasai wilayah tersebut," kata Iqbal.
Dalam komunikasi awal mereka, Pemerintah Indonesia lebih banyak
meminta hasil investigasi mereka terhadap para WNI tersebut selama dua
bulan terakhir.
"Kami memperoleh informasi bahwa mereka bukan fighters.
Mereka berada di Raqqa hanya 40 hari pertama dan sisanya di penjara
serta di rumah isolasi sampai mereka melarikan diri dengan bantuan pihak
ketiga pada tanggal 10 Juni lalu," tutur Iqbal.
Tujuh belas WNI tersebut terdiri atas 12 perempuan dan lima
laki-laki dewasa. Di antaranya terdapat tiga balita, satu remaja berusia
13 tahun, dan dua remaja lain di bawah umur.
Kemlu sudah mengetahui sejak pertengahan Juni lalu soal keberadaan
17 WNI tersebut di Ain Issa dan Kobane, Suriah, terletak kurang lebih
500 km dari Erbil, Ibu kota Pemerintahan Regional Kurdistan yang masih
bagian dari Irak.
Informasi terakhir yang diperoleh Kemlu, 17 WNI tersebut berada di
bawah salah satu faksi Kurdi Suriah anti ISIS yang menguasai Suriah
Bagian Utara, ujar Iqbal.
Sebelumnya, Kantor berita AP melansir pada Rabu bahwa pejabat Kurdi
Suriah menyatakan, ke-17 orang tersebut sudah diserahkan ke perwakilan
otoritas Indonesia.
Namun demikian, pihak Kemenlu mengatakan Pemerintah Indonesia masih mengupayakan pembebasan mereka.
Pemerintah Upayakan Evakuasi 17 WNI dari Suriah
Kamis, 10 Agustus 2017 14:06 WIB
Kita sudah komunikasi dengan otoritas setempat, tetapi kondisi keamanan di lapangan memang membuat prosesnya tidak mudah. Banyak kelompok berbeda menguasai wilayah tersebut,