Jakarta (Antara Babel) - Sejumlah mantan teroris mengikuti upacara Hari
Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-72 Republik Indonesia, Kamis (17/8), bahkan
menjadi petugas upacara.
Dikutip dari siaran pers Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Jakarta, Jumat, terpidana kasus
terorisme Umar Patek kembali menjadi petugas pengibar bendera pada
upacara digelar Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1 Surabaya yang
berlokasi di Porong, Sidoarjo.
Umar yang diakui sebagai salah satu peracik bom terbaik sedunia itu
merasa bangga kembali dipercaya oleh pihak Lapas untuk keempat kalinya
menjadi petugas pengibar bendera dalam upacara. Pertama kali saat Hari
Kebangkitan Nasional tahun 2015, lalu berturut-turut di HUT RI tahun
2015, 2016, dan 2017.
"Saya tidak ditunjuk, tapi mengajukan diri dan alhamdulillah saya
bersyukur untuk tetap dipercaya kembali menjadi pembawa bendera," kata
alumnus Skademi Militer Mujahidin Afghanistan ini.
Upacara dengan inspektur Kepala Lapas kelas 1 Surabaya Riyanto
tersebut juga diikuti tiga narapidana kasus teror di Ambon, yakni Ismail
Yamsehu, Asep Jaya, dan Samsudin alias Fathur dan beberapa staf dari
Direktoran Pencegahan dan Direktorat Deradikalisasi BNPT.
Sementara itu 30 mantan kombatan dan narapidana terorisme ikut
menjadi bagian dari sekitar 200 orang peserta upacara di halaman Masjid
Baitul Muttaqien, Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten
Lamongan, Jawa Timur, dengan inspektur upacara Kapolres Lamongan AKBP
Juda Nusa Putra.
Petugas upacara bendera kebanyakan terdiri dari pelaku maupun
keluarga pelaku Bom Bali 1. Pengibar bendera terdiri dari Zulia Mahendra
yang merupakan anak mantan teroris Amrozi, Saiful Arif mantan teroris
kasus Poso, dan Khoerul Mustain, anak sulung terpidana bom Bali 1 Nor
Minda.
Bertindak sebagai perwira upacara Yusuf Anis yang merupakan lulusan
Akademi Militer Mujahidin Afghanistan dan komandan upacara Yoyok Edi
Sucahyo yang pernah terlibat sebagai anggota Moro Islamic Liberation
Front (MILF).
Ali Fauzi Manzi, mantan teroris yang kini sudah menjadi pengurus
masjid dan ketua Yayasan Lingkar Perdamaian turut berpartisipasi dengan
membacakan naskah proklamasi.
Meski dengan langkah tertatih karena bekas luka tembak di kaki,
Saiful sebagai pembawa bendera terlihat tetap semangat. Sementara Zulia
Mahendra sendiri merasa terharu terlibat dalam upacara itu.
Ustadz Chozin, kakak Ali Fauzi dan Amrozi, sebagai pembaca doa
menyelipkan pesan-pesan perdamaian dan persatuan NKRI dalam doanya.
Kasubdit Pengamanan Lingkungan BNPT Kolonel Sus Fanfan Infansyah hadir sebagai wakil BNPT dalam upacara itu.
Upacara Hari Kemerdekaan RI juga digelar di Pondok Pesantren Hafidz
dan Life Skill Al Hidayah di Desa Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara, yang diasuh oleh mantan narapidana terorisme Ustadz
Khairul Ghazali dengan inspektur upacara Kasat Binmas Polrestabes Medan
AKBP DR Ramlan.
Beberapa santri yang merupakan anak-anak mantan napi teroris sangat
antusias dan dengan penuh hikmat dalam menjalankan tugasnya sebagai
pengibar bendera Merah Putih, pembaca teks Proklamasi, dan pembaca
Pembukaan UUD 1945.
Turut hadir pada upacara tersebut yakni Direktur Perlindungan BNPT
Brigjen Pol Herwan Chaidir dan Kasubdit Pengamanan Transportasi dan
Obyek Vital Kolonel Mar Purwanto Djoko Prasetyo.
Khairul Ghazali mengakui ini adalah upacara peringatan hari
kemerdekaan yang pertama kali digelar pihaknya dan ia pun mengaku
terharu menyaksikan anak-anak menjadi petugas upacara.
"Semoga dengan menjadi petugas upacara mereka dapat menghayati makna
kemerdekaan yang diraih melalui pengorbanan para pahlawan, dapat
menjadi generasi yang berguna untuk bangsa ke depannya," ujar mantan
terpidana kasus terorisme yang terlibat dalam perampokan Bank CIMB Niaga
Medan dan penyerangan terhadap Polsek Hamparan Perak itu.
Mantan Teroris Ikuti Upacara HUT Kemerdekaan RI di Sejumlah Daerah
Jumat, 18 Agustus 2017 11:05 WIB
Saya tidak ditunjuk, tapi mengajukan diri dan alhamdulillah saya bersyukur untuk tetap dipercaya kembali menjadi pembawa bendera,