Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo meminta agar
keraton-keraton se-Nusantara melindungi dan merawat aset budaya bangsa,
seperti naskah kuno, benda pusaka, karya arsitektur sampai karya seni.
"Jangan sampai kita justru datang ke luar negeri untuk mengapresiasi
karya-karya adiluhung tersebut. Ini aset budaya yang harus kita
lindungi, jaga, rawat, dan kita kembangkan lagi," kata Presiden Jokowi
pada Penutupan Festival Keraton Nusantara ke-11 di Taman Gua Sunyaragi,
Cirebon, Jawa Barat, Senin (18/9) sebagaimana disampaikan Deputi Bidang
Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam
keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Presiden Joko Widodo juga berharap keraton-keraton se-Nusantara terlibat dalam pembangunan karakter bangsa.
"Sehingga kita memiliki manusia-manusia yang berbudi luhur, dan tangguh serta inovatif dan kreatif," kata Presiden.
Lebih lanjut, Presiden mengingatkan bahwa banyak negara yang sektor
pariwisatanya berkembang pesat hanya dengan mengangkat kekayaan
tradisinya, narasi atau cerita yang menarik tentang daerah itu.
"Peninggalan kita jauh lebih bagus tapi kita kurang merawatnya,
mengemasnya, antara keraton dan pemerintah sehingga aset-aset keraton
Nusantara bisa memberikan kesejahteraan bukan hanya bagi para sultan,
tetapi juga bagi masyarakat di sekitar keraton dari Sabang sampai
Merauke," ujar Presiden.
Di awal sambutannya, Presiden mengatakan bahwa Indonesia adalah
negara dengan jejak sejarah peradaban yang besar dan gemilang.
"Dulu, kapal-kapal pinisi kita, pelaut-pelaut kita mengarungi laut.
Menjelajahi samudera dan bahkan sampai Benua Australia, sampai Benua
Afrika," ujar Presiden.
Sejarah mencatat, kebesaran Kerajaan Sriwijaya yang berhasil
membangun kekuasaan dan kekuatan maritimnya, sehingga sangat disegani
pada saat itu. Sejarah juga mencatat kebesaran dari Kerajaan Majapahit
yang mempersatukan Nusantara. Kebesaran Samudera Pasai, kebesaran Demak,
Mataram, kebesaran Maluku, Gerahada dan banyak lagi yang lain.
"Semuanya mewariskan kepada kita bukan hanya nilai adiluhung, tetapi
juga mewariskan cipta dan karya seni budaya. Naskah-naskah kuno,
benda-benda pusaka, dan juga aset-aset budaya lainnya yang tidak
ternilai harganya," kata Presiden.
Selain itu, keraton menjadi pusat pelestarian budaya, oleh sebab itu
seluruh keluarga besar dan kerabat keraton, berperan penting dalam
menjaga tradisi, menjaga nilai-nilai luhur sejarah dan nilai-nilai yang
ada di dalam keraton.
"Peran historis ini masih harus kita jaga bersama-sama dan untuk
memainkan peran tersebut, keraton bersama pemerintah harus bersama-sama
menata diri, menyesuaikan dengan perkembangan zaman, tetapi tetap
memegang nilai-nilai tradisi dan budaya," kata Presiden.
Para sultan, raja, pangeran, permaisuri, warisan peradaban
Nusantara, menurut Presiden, bisa menjadi modal budaya untuk menghadapi
tantangan bangsa ini, baik saat ini maupun di masa mendatang.
"Kekayaan budaya keraton Nusantara harus kita lihat untuk meraih
kemajuan sebagai bekal kita untuk melangkah maju. Sebagai modal
penyemangat persaingan global yang semakin sengit," tuturnya.
Untuk itu Presiden berharap Festival Keraton Nusantara ini bukan
semata-mata dimaksudkan sebagai ajang pariwisata daerah atau
mengapresiasi kekayaan keraton senusantara.
"Tetapi juga digunakan untuk mengukuhkan kontribusi keraton-keraton Nusantara bagi kemajuan bangsa dan negara," ujarnya.
Kepala Negara juga menitipkan pesan kepada para sultan, raja,
pangeran, permaisuri, serta pemangku adat keraton untuk menggalang
persatuan, menjaga kerukunan, menjadi perekat kebhinnekaan serta
memperkokoh NKRI.
Hadir mendampingi Presiden, Menteri Sekretaris Negara Pratikno,
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Sultan Sepuh XIV Keraton
Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat
Festival Keraton Nusantara digelar di Kota Cirebon pada 15 - 19
September 2017 dan diikuti oleh sultan dan raja se-Nusantara.
Presiden Minta Keraton Lindungi Aset Budaya Bangsa
Selasa, 19 September 2017 11:34 WIB
Sehingga kita memiliki manusia-manusia yang berbudi luhur, dan tangguh serta inovatif dan kreatif,