Jakarta (Antara Babel) - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan
Wiranto menegaskan agar semua pihak tenang dan tidak perlu membuat gaduh
terkait isu senjata impor karena dirinya akan memastikan persoalan
tersebut selesai dan terang benderang.
"Tenangkan masyarakat kutip apa yang saya sampaikan jangan sampai
dikurangi dan ditambah bahwa kita akan melakukan rapat koordinasi sesuai
dengan instruksi presiden untuk membuat semuanya menjadi terang
benderang dan tidak ada salah menyalahkan dan tidak ada sesuatu yang
membuat kita khawatir apalagi ketakutan, karena memang kita tidak perlu
kita takutkan karena memang hanya masalah komunikasi yang belum tuntas,"
katanya menjelang rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Politik,
Hukum dan Keamanan Jakarta, Selasa.
Wiranto mengungkapkan rapat untuk saat ini rapat koordinasi yang
akan dilaksanakan guna membahas terkait Badan Siber dan Sandi Negara
(BSSN).
Menurut dia, rakor terkait isu impor senjata dilaksanakan saat semua
pihak dapat hadir. "Jadi tunggu aja. Saya akan rapat bersama sama
instansi terkait, para menteri yang terkait. Saya rapat seperempat jam
juga selesai. Tapi belum hari ini karena yang lain masih ada halangan.
Tunggu. Tadinya hari ini tapi masih ada yang di luar kota, gladi bersih
di Cilegon. Ya tidak bisa. Kalau ada yang tidak hadir nanti kamu ribut
lagi, bukan saya yang ribut," katanya.
Ia meminta kepada semua pihak untuk bersabar dan tidak membuat gaduh
isu tersebut. "Sudah tunggu saja. Saya akan rapat dulu koordinasi itu
gampang sekali diselesaiakan. Kalau kita tidak gaduh juga selesai kita
tenang dan tidak emosi kita tunduk pada aturan yang kita sepakati
bersama. Kalau ada yang keliru kita betulkan. Yang saya jamin jangan dan
tidak mengganggu keamanan nasional. Karena yang memasukan senjata bukan
institusi yang liar bukan, tapi institusi negara, lalu dananya juga
bukan dari money loundring tapi dana dari pemerintah. Peruntukannya juga
untuk masalah keamanan negara," katanya.
Sementara itu terkait dengan rapat koordinasi tentang Badan Siber
dan Sandi Nasional (BSSN) tampak hadir diantaranya Menteri Komunikasi
dan Informatika Rudiantara dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Asman Abnur.
Seperti diketahui senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher
(SAGL) Kal 40 x 46 milimeter sebanyak 280 pucuk lengkap dengan 5.932
butir peluru masuk ke Bandara Soekarno Hatta pada Jumat (29/9) malam dan
kini masih berada di Gudang Kargo Bandara Soetta.
Polri mengakui bahwa senjata-senjata itu adalah milik Polri yang
dikirim menggunakan maskapai asal Ukraina dan diimpor oleh PT Mustika
Duta Mas Senjata itu, dibeli melalui mekanisme lelang sesuai dengan
ketentuan pengadaan barang dan jasa.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto senjata
itu sudah dikaji oleh Irwasum Polri dan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).
Pengiriman senjata itu hanya berselang beberapa hari setelah
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan informasi intelijen
yang diperolehnya khususnya terkait pernyataannya mengenai impor 5.000
senjata api ilegal.
Namun pihak kepolisian membantah bahwa senjata tersebut ilegal
karena sudah diimpor tiga kali yaitu pada 2015, 2016 dan 2017.
Menkopolhukam: Isu Senjata Impor tak Perlu Gaduh
Selasa, 3 Oktober 2017 14:33 WIB