Shah Porir Dwip (Antara Babel) - Pihak berwenang Bangladesh menghancurkan
sekitar 20 kapal pengangkut pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari
kekerasan di Myanmar, menuduh penyelundup memanfaatkan arus besar
pengungsi untuk membawa methamphetamine masuk ke negara itu.
Para pengungsi mengatakan bahwa penjaga perbatasan juga memukul dan
menangkap penumpang serta awak kapal ketika mereka berlabuh di Shah
Porir Dwip, ujung selatan Bangladesh pada Selasa, sebelum akhirnya
menghancurkan kapal-kapal tersebut.
Komandan Pasukan Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB), Letnan
Kolonel Ariful Islam, membantah ada peristiwa pemukulan, dan mengatakan
hal tersebut dilakukan sebagai tindakan keras terhadap perdagangan
manusia dan penyelundupan methamphetamine, obat yang dikenal warga
setempat sebagai ya ba.
"Kapal mencoba mengangkut penumpang tanpa izin," katanya.
Dia menuduh penyelenggara perjalanan kapal memanfaatkan warga
Rohingya yang malang dengan meminta sejumlah uang untuk mengirim mereka
melakukan perjalanan singkat menuju Bangladesh. Beberapa penumpang
mengatakan bahwa mereka telah membayar 10.000 taka Bangladesh (sekitar
1,6 juta Rupiah) masing-masing untuk perjalanan tersebut, meski ada
beberapa yang mengatakan bahwa ia menumpang tanpa dipungut biaya.
Lebih dari setengah juta warga Muslim Rohingya tiba di Bangladesh
dari Myanmar, yang penduduknya kebanyakan beragama Buddha, sejak militer
melancarkan aksi balasan menanggapi serangan gerilyawan pada 25
Agustus, sebuah aksi balasan yang digambarkan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa sebagai upaya "pembersihan suku".
Sementara empat penumpang lainnya mengatakan bahwa mereka tidak
melihat adanya obat terlarang yang diangkut di kapal tersebut. Namun
Letnan Kolonel Ariful Islam mengatakan bahwa pasukan penjaga perbatasan
telah menemukan obat terlarang dengan jumlah besar di perairan sekitar
kapal pada Selasa.
Bangladesh Hancurkan Kapal Pengangkut Warga Rohingya
Kamis, 5 Oktober 2017 14:56 WIB
Kapal mencoba mengangkut penumpang tanpa izin,