Istanbul (Antara Babel) - Deklarasi Istanbul yang merupakan hasil
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 ke-9 di Istanbul,Turki, 19-20
Oktober 2017 mengakomodasi sejumlah usulan Indonesia untuk mengembangkan
perekonomian.
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istanbul, Turki, Jumat, seusai
menghadiri KTT D-8, menyambut baik hasil Deklarasi Istanbul dan rencana
aksi yang dihasilkan dalam pertemuan para pemimpin delapan negara D-8
tersebut, karena memastikan organisasi tersebut tetap fokua dalam
ekonomi.
"Pertama kita ingin mengembalikan tujuan dari D-8 itu, yaitu
mengembangkan ekonomi negara-negara D-8. Walaupun tadi banyak sambutan
yang mengarah di politik kalau itu medannya di OIC (Organisasi Kerja
Sama Islam) kalau ini medannya di ekonomi," kata Wakil Presiden.
Dalam kesempatan pertemuan puncak KTT D-8, Wapres mengusulkan agar
D-8 fokus untuk peningkatan ekonomi, di antaranya peningkatan
keterlibatan peran swasta dalam D-8 dan memperkuat kerja sama sektor
maritim sebagai sektor yang penting bagi perdagangan. Selain itu juga
menyoal terkait perlunya implementasi preferensial trade agreement
(PTA).
Dalam pertemuan delapan negara-negara mayoritas berpenduduk muslim
tersebut, disepakati sejumlah hal untuk mendukung perekonomian. Di
antaranya upaya untuk penerapan secara penuh PTA guna meningkatkan
perdagangan di intra D-8.
Selain itu juga disepakatai 14 rencana aksi yang akan
ditindaklanjuti oleh negara-negara anggota di antaranya penguatan kerja
sama di bidang energi, kerja sama turisme, kerja sama pertanian, bidang
industri dan transportasi. Selain itu juga disepakati pendirian pusat
penelitian dan pengembangan D-8.
Sementara itu, KTT D-8 di Istanbul tersebut berlangsung 19-20
Oktober 2017 dan dihadiri oleh delapan pemimpin negara anggota yaitu
Indonesia, Turki, Nigeria, Malaysia, Bangladesh, Pakistan, Mesir dan
Iran. Selain itu juga dihadiri oleh dua delegasi negara nonanggota
Azerbaizan dan Guinea serta tujuh organisasi lainnya.
Deklarasi Istanbul Akomodasi Usulan Indonesia
Jumat, 20 Oktober 2017 23:20 WIB